Minggu, 26 Desember 2010

Ya Robby

Ku terawangi sekat bergelap yang ku tapaki selalu
Berkhayal menjadi lamunan diri menyepi
Dalam hening sepiku.

Berhembus sang Bayu di peraduan
Malam menepi kulit menusuk relung hati
namun tak membuat Damai terhalang luka

Di antara sujud nya seorang insan menapaki Netapa
Beriring butir berganti
Di semat Doa gaungkan Asma sang ILLAHI ROBBY

Kasih Yang Tak Terlupakan

Selam kata di dasar berpualam
Diantara dindingnya kini
Prasasti berdiri diantara semua
walau di tepian jurang
Tidak matikan rasa

Desir naluri perih mengingat
spalkah kenangan yang tersisa
sekilas melintas
Namun gores menjadi darah
lukanya menjadi duka

aku
Tak kuasa
Aku
tak rela
Aku
kini merana

Cinta dan kasih,hancurkan aku
saat kau tak pedulikan
menjauh karena pilar pilar darah disana

Menjerit dalam dawai sentuhan yang ku rindukan
matikan rasa
yang hidup untukmu saja

sulit menjangakau bahagia kini
Berbayang bayang keindahan
dan nuansa romantis di pelataran rasa

Hanya engkau cinta matiku
airmata kerinduan hanya menjadi coretan pena
Mendekapmu dalam bahasa............

Aku Rindu kamu sayang

Taubat

Tak kuasa Raga merapuh
Tapaki TanggaBerkelok di jurang
lelah kaki ku menyemat kegelapan
Berselimut dosa

Tenggelam akan kesenangan semata
Ku Jamah haram
lupakan halal
Sangat Tak Berartinya diriku
Tanpa Iman

Ingin lepas semua dosa
Menutup kelam takdir diri
Hanya
Namamu kuatkan aku

Pijakan beralas Kerikil berserak.
Jerat luka menjadi kecewa
Lemahkan diri diambang kehancuran
Marka marka jalan takdir berlumpur dosa
menjadi titihan nestapa

Astagfirulloh hall'adzim

Berkali kali terucap diantara sandar lesu
Nafasku
Menjadi desahan tertahan
Menahan tangis
seketika dosa dan nista
Menyulusup di palkah palkah jiwa
Dan merah darah
telah menyatu
Di awal taubatku

Di hamparan sajadah dan balutan mukena aku menuju jalanmu

Ampuni aku Tuhan

Bapak Negeri

Sepalka kenangan 1 tahun kita berduka
Akan kuasaMu Ya ROBBY
Mengubur tokoh Reformasi
Dalam tidurnya yang panjang
Menusuk jantung negeri

Biru lazuardi tandai gerimis duka
Gurat mendung di cakrawala
Basahi bumi
Iringi kepergianmu yang abadi
Dan hanya duka yang tersisa

Di depan istanamu aku berdzikir
Doa beruntai ditasbih bergilir
Bunga laksana pusaka
Bertabur
Menziarahi kubur
Dipusaramu kami tapakur
Kesedihanpun semakin melebur

Di palka- palka tulang rusuk
Kami anak negeri
Semangatmu adalah inspirasi!
Semangatmu adalah darah!
Semangatmu adalah jiwa!

Tak terusik oleh dilema-dilema
Para koruptor
Atau sensasinya para seleberitis
Tidak menenggelamkan namamu

Bagi kami
Hak azasi adalah hak mati!

Ambisimu
Laksana tombak menancap di jiwa

“BERGELORA LAKSANA OMBAK MENERJANG KARANG”

Kamis, 23 Desember 2010

Anak Jalanan

Akulah senyawa yang lahir diantara tumpukan sampah dan debu jalanan

Aku
Dengan hausku
Aku
Dengan laparku
Aku
Dengan tangisku

Aku menjerit

Keroncong perut melilit di tengah kemiskinanku
Sakit yang mendera diantara lapar dan hausku
Diantara terik panas matahari

Saat kau cerca
Saat kau maki
Saat kau hardik
aku tak beralas kaki
tak berpayung topi
Kalian menelanjangiku diantara cibiran kasar

Dimana nuranimu....

Tuan
Tolong kami!
Tuan
Kasihani kami!
Tuan
Lindungi kami!

Tangis kami ,tangis anak negeri

Jiwa Jalanan

Nada musik jalanan
melucuti kemunafikan
menebas keangkuhan
para jiwa yg tersesatkan
bernurani.......
berhati..........
berjiwa...........
meski terhina
Indonesia tergambar
dalam kejujurannya
suarakan nada
terikat peraturan
Disinilah Kita
terbuang Negri
Disinilah kita
selalu menikat janji
kembalikan Indonesia pada Indonesia

Jeritan TKW

Aku layaknya domba
yang siap di sembelih
oleh tuannya
...
Aku layaknya keledai
bodoh
dungu yang pantes di pecut tuannya

Aku layaknya cacing
menjijikan
yang pantas di basmi tuannya

Tak kah kau dengar
celotehku bukan sandiwara
dari jeritanku
aku memohon !

Wahai penguasa negeri
hanya karena devisa
atau mata uang
kau buncitkan perutmu

Tolong
selamatkan aku
lindungi aku !

" Buka lapangan kerja di negeriku dan hargai aku dengan pantas "

Nurani Negeri

Mereka bukan aku
tapi kurasakan sakit'y mereka
Mereka bukan kalian
tapi pernah kah kalian rasakan.........?
lapar dan sakit yang diderita mereka
...Diamnya kita matinya generasi negri
Diamnya kita musnahnya Nurani negri
Beranjaklah dari kesombongan
Bersatulah dalam satu tujuan
Bukan untuk sukseskan pemerintahan
tapi untuk mengisi isi perut yang kelaparan

Nurani Asmara

Detik berlalu lampaui saat demi saat perlahanSang surya pancarkan sinarnya membakar jiwa yang panasTetes peluh basahi Raga si pelakonTerkapar kecewa,sesal,bercampur ....Lemahkan jiwa sampai tersungkruk

Lamunan masa lalu perihkan jiwa yang RapuhTerganti Asa yang dekapku sekarang...Ku temui Rasa bahagia itusejak Sukma di belai kasih sang Hawa...nestapa nja ceria

Ku arungi Maya pada bersamanyaHembus Bayu menerjang benang terajutAku terbawa hembusannyaGoyahkan Rasa yang tertanam di jiwa..Sesal itu pada akhirnya.Ketika ku yakini setia_mu

DEbur ombak menerjang kala bergantiTerdampar di tepian sesakecewa.....Sukma menyatu tak laj sempurnaterpisah pada akhirnya........

Ketika ombak menyeretku..Ke tepian pasir putih....yang baru ku pijakDi sana ku temukan tambatan insani...

yangLuluhkan jiwa,pesonamu bangkitkan Rasa yang lainkarena Kau cinta abadiHasrat Diri eratkan rasa kitaTak kan terlepas ..walau gelombag menerjang..diantara nakalnya Ombak...menggelitik sukma bertaut

Qu opandangi..Rona terpancar dari pesona_muKasih suci aurakan Raga sukma mu...Membelaiku ke alam asmaraYang bergejolak...Tak mengenal Raga Terpisah..KU cengkram Kau......pada akhirnya tak'kan qu lepas..