Jumat, 17 Desember 2010

Bathin

Sederhana terjabar
Di tepian hati yang membisu di kisah usang
Sempat kecewa dan luka
Bersetubuh dengan alur takdir nyata

Protes diri berjalan di kelokan bercadas
Menuju jurang
Terhempas di altar berpilar
Pisahnya senyawa raga
Manakala menyapa bumi

Lelap  di 17 tahun lamanya ku terdiam
Dalam Ego jiwa menutup tabir
Kisah yang menjadi Tanyanya

Pasrah

Terungkap
Di sela waktu yang tak terduga
Suara asing menyapa
Mama!

Berbalas namun sesak
Meluluhkan hati sesaat
Agar jelas bertutur
Untuknya

Cerminan diri yang retak
Tak bisa terpajang di dinding tatapnya
Berlumpur
Bernoda
Berdebu

Sudut ruang akan memburam
Lembab dan berjamur
Diantara cat putih di sekitar pandang
Warnanya menjadi rusak kala mata-mata menjamah

Namun
Tak bergeming
Kukuh tak lantakkan niat

Sosokmu menjadi sosoknya

Akan darahmu
Menjadi darahnya

Menyatu takkan termakan jentera masa
Crystal raga terpahat di tepian takdirnya
Sinarnya Memancar terangi lorong gelap
Dalam keabadian kasih

Diantara Iklasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar